A.
Pengertian Rujuk
Rujuk
menurut bahasa artinya kembali, sedangkan menurut istilah adalah kembalinya
seorang suami kepada mantan istrinya dengan perkawinan dalam masa iddah sesudah
ditalak raj’i. sebagaimana Firman allah dalam surat al-baqarah :228
àM»s)¯=sÜßJø9$#ur ÆóÁ/utIt £`ÎgÅ¡àÿRr'Î/ spsW»n=rO &äÿrãè% 4 wur @Ïts £`çlm; br& z`ôJçFõ3t $tB t,n=y{ ª!$# þÎû £`ÎgÏB%tnör& bÎ) £`ä. £`ÏB÷sã «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# 4 £`åkçJs9qãèç/ur ,ymr& £`ÏdÏjtÎ/ Îû y7Ï9ºs ÷bÎ) (#ÿrß#ur& $[s»n=ô¹Î) 4 £`çlm;ur ã@÷WÏB Ï%©!$# £`Íkön=tã Å$rá÷èpRùQ$$Î/ 4 ÉA$y_Ìh=Ï9ur £`Íkön=tã ×py_uy 3 ª!$#ur îÍtã îLìÅ3ym ÇËËÑÈ
228. Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu)
tiga kali quru'[142]. tidak boleh mereka Menyembunyikan apa yang diciptakan
Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. dan
suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para
suami) menghendaki ishlah. dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami, mempunyai satu
tingkatan kelebihan daripada isterinya[143]. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
[142] Quru' dapat
diartikan suci atau haidh.
[143] Hal ini disebabkan
karena suami bertanggung jawab terhadap keselamatan dan Kesejahteraan rumah
tangga (Lihat surat An Nisaa' ayat 34).
Bila
sesorang telah menceraikan istrinya, maka ia dibolehkan bahkan di anjurkan
untuk rujuk kembali dengan syarat keduanya betul-betul hendak berbaikan kembali
(islah). Dalam KHI pasal 63 bahwa Rujuk dapat dilakukan dalam hal:
a. Putusnya
perkawinan karena talak, kecuali talak yang telah jatuh tiga kali atau talak
yang di jatuhkan qabla al dukhul.
b. Putus
perkawinan berdasarkan putusan pengadilan dengan alasan atau alasan-alasan
selain zina dan khuluk
B.
Pendapat Para Ulama tentang Rujuk
Rujuk adalah
salah satu hak bagi laki-laki dalam masa idah. Oleh karena itu ia tidak berhak
membatalkannya, sekalipun suami missal berkata: “Tidak ada Rujuk bagiku” namun
sebenarnya ia tetap mempunyai rujuk. Sebab allah berfirman:
Artinya: Dan
suami-suaminya berhak merujuknya dalam masa penantian itu”. (al-Baqarah:228)
Karena rujuk
merupakan hak suami, maka untuk merujuknya suami tidak perlu adanya saksi, dan
kerelaan mantan istri dan wali. Namun menghadirkan saksi dalam rujuk hukumnya
sunnah, karena di khawatirkan apabila kelak istri akan menyangkal rujuknya
suami.
Rujuk boleh
diucapkan, seperti: “saya rujuk kamu”, dan dengan perbuatan misalnya:
“menyetubuhinya, merangsangnya, seperti menciummnya dan sentuhan-sentuhan
birahi.
Imam Syafi;I
berpendapat bahwa rujuk hanya diperbolehkan dengan ucapan terang dan jelas
dimengerti. Tidak boleh rujuk dengan persetubuhan, ciuman, dan
rangsangan-rangsangan nafsu birahi. Menurut Imam Syafi’I bahwa talak itu
memutuskan hubungan perkawinan.
Ibn Hazm
berkata: “Dengan menyetubuhinya bukan berarti merujuknya, sebelum kata rujuk
itu di ucapkandan menghadirkan saksi, serta mantan istri diberi tahu terlebih
dahulu sebelum masa iddahnya habis.” Menurut Ibn Hazm jika ia merujuk tampa
saksi bukan disebut rujuk sebab allah berfirman:
Artinya:
“Apabila mereka telah mendekati akhir masa iddahnya, maka rujuklah mereka
dengan baik dan lepaskanlah meereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi yang adil di antara kamu.” (Q.S. At-Thalaq: 2)
C.
Syarat dan Rukun Rujuk
1. Syarat
Rujuk
a. Saksi
untuk rujuk
Puqaha
berbeda pendapat tentang adanya saksi dalam rujuk, apakah ia menjadi syarat
sahnya rujuk atau tidak. Imam malik berpendapat bahwa saksi dalam rujuk adalah
disunnahkan, sedangkan Imam syafi’I mewajibkan. Perbedaan pendapat ini
disebabkan karena pertentangan antara qiyas dengan zahir nas Al-qur’an yang
artinya:
“…….dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil…..”
Ayat
tersebut menunjukan wajibnya mendatangkan saksi. Akan tetapi pengkiasan haq
rujuk dengan hak-hak lain yang diterima oleh seseorang, menghendaki tidak
adanya saksi. Oleh karena itu, penggabungan antara qiayas dengan ayat tersebut
adalah dengan membawa perintah pada ayat tersebut sebagai sunnah.
b. Belum
habis masa idah
c. Istri
tidak di ceraikan dengan talak tiga
d. Talak itu
setelah persetubuhan
Jika istri
yang telah di cerai belum perah di campuri, maka tidak sah untuk rujuk, tetapi
harys dengan perkawinan baru lagi. Firman Allah Swt:
“Hai orang-oran yang beriman, apabila kamu
menikahi perempuan-perempuan yang beriman kemudian kamu ceraikan sebelum kamu
mencampurinya maka sekali-kali tidak wajib atas mereka iddah bagimu yang kamu
minta menyempurnakannya maka berikanlah mereka mut’ah dan lepaskanah mereka
dengan cara yang sebaik-baiknya.
2. Rukun
Rujuk :
1) Suami
yang merujuk
Syarat-syarat
suami sah merujuk:
a) Berakal
b) Baligh
c) Dengan
kemauan sendiri
d) Tidak di
paksa dan tidak murtad
2) Ada istri
yang di rujuk
Syarat istri
yang di rujuk:
a) Telah di
campuri
b) Bercerai
dengan talak bukan dengan fasakh
c) Tidak
bercerai dengan khuluk
d) Belum
jatuh talak tiga.
e) Ucapan
yang menyatakan untuk rujuk.
3) Kedua
belah pihak (mantan suami dan mantan istri) sama-sama suka, dan yakin dapat
hidup bersama kembali dengan baik. berdasarkan firman Allah Swt yang artinya : “Dan
suami-suaminya berhak merujuknya dalam masa menanti itu dan jika mereka (para
suami) itu menghendaki islah”.
4) Dengan
pernyataan ijab dan qabul
Syarat
lapadz (ucapan) rujuk:
a) Lafaz
yang menunjukkan maksud rujuk, misalnya kata suami “aku rujuk engkau” atau “aku
kembalikan engkau kepada nikahku”.
b) Tidak
bertaklik — tidak sah rujuk dengan lafaz yang bertaklik, misalnya kata suami
“aku rujuk engkau jika engkau mahu”. Rujuk itu tidak sah walaupun ister
mengatakan mahu.
c) Tidak
terbatas waktu — seperti kata suami “aku rujuk engkau selama sebulan
D.
Hikmah Rujuk
1. Dapat
menyambung semula hubungan suami isteri untuk kepentingan kerukunan numah
tangga
2.
Membolehkan seseorang berusaha untuk rujuk meskipun telah berlaku perceraian.
3.
Membolehkan seseorang berusaha untuk rujuk meskipun telah berlaku perceraian.
E. Hukum
Rujuk
1. Wajib
apabila Suami yang menceraikan salah seorang isteri-isterinya dan dia belum
menyempurnakan pembahagian giliran terhadap isteri yang diceraikan itu.
2. Haram
Apabila rujuk itu menjadi sebab mendatangkan kemudaratan kepada isteri
tersebut.
3. Makruh Apabila
perceraian itu lebih baik diteruskan daripada rujuk.
4. Makruh
Apabila perceraian itu lebih baik diteruskan daripada rujuk.
5. Sunat
Sekiranya mendatangkan kebaikan.
E. Prosedur
rujuk
Pasangan
mantan suami-istri yang kan melakukan rujuk harus dapat menghadap PPN (pegawai
pencatat nikah) atau kepala kantor urusan agama (KUA) yang mewilayahi tempat
tinggal istri dengan membawa surat keterangan untuk rujuk dari kepala
desa/lurah serta kutipan dari buku pendaftaran talak/cerai atau akta
talak/cerai.
Adapun
prosedurnya adalah sebagaiu berikut:
a. Di
hadapan PPN suami mengikrarkan rujuknya kepada istri disaksikan mimimal dua
orang saksi.
b. PPN
mencatatnya dalam buku pendaftaran rujuk, kemudian membacanya di hadapan
suami-istri tersebut serta saksi-saksi, dan selanjutnya masing-masing
membubuhkan tanda tangan.
c. PPN
membuatkan kutipan buku pendaftaran rujuk rangkap dua dengan nomor dan kode
yang sama.
d. Kutipan
ddiberikan kepada suami-istri yang rujuk.
e. PPN
membuatkan surat keterangan tentang terjadinya rujuk dan dan mengirimnya ke
pengadilan agama yang mengeluarkan akta talak yang bersangkutan.
f.
Suami-istri dengan membawa kutipan buku pendaftaran rujuk datang ke pengadilan
agama tempat terjadinya talak untuk mendapatkan kembali akta nikahnya
masing-masing.
g.
Pengadilan agama memberikan kutipan akta nikah yang bersangkutan dengan menahan
kutipan buku pendaftaran rujuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar