Shalat Dluha adalah shalat yang dikerjakan
pada waktu dluha, yaitu saat matahari meninggi kira-kira sepenggalah atau mulai
± jam 06.30 sampai sebelum waktu Dhuhur.
Berdasarkan hadits dari Zaid bin Arqam:
خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَهْلِ قُبَاءَ وَهُمْ يُصَلُّونَ الضُّحَى فَقَالَ
صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ إِذَا رَمِضَتْ الْفِصَالُ مِنْ الضُّحَى
“Nabi saw. keluar
menuju tempat ahli Quba’; pada saat itu mereka sedang mengerjakan shalat Dluha.
Beliau lalu bersabda:”Ini adalah shalatnya orang-orang yang kembali pada Allah,
yakni di waktu anak-anak unta telah bangkit karena kepanasan waktu dluha”.
(HR. Muslim, Shalatul Musafir wa qasfruha: 1234, Ahmad:18463,
dan Ad Darimi: al Shalat: 1421) Lafadz milik Ahmad
Tatacara
Shalat Dluha dapat
dikerjakan sebanyak 2 raka’at, 4 raka’at
, dan atau 8 raka’at. Jika shalat dluha dikerjakan empat atau delapan raka'at,
maka setiap dua raka'at ditutup dengan salam (dikerjakan dua raka'at, dua
raka'at) . Berdasarkan hadits dari Abu
Hurairah :
أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ بِصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ
الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ
“Rasulullah saw. menganjurkan kepadaku tiga perkara, puasa tiga
hari tiap bulan, dua raka’at dluha dan
agar aku mengerjakan witir sebelum tidur”.
(HR.Bukhari: al Shaum: 1845, Muslim: Shalat
al Musafirin wa Qashruha: 1182, Ahmad: Baqi Musnad al Anshari: 9949
dan Ad Darimi: al Shaum: 1681) Lafadz milik Muslim
Hadits dari Abu Dzar al Ghiffari:
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ
فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ
صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ
عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ
الضُّحَى
“Bahwasanya Rasulullah saw.
pernah bersabda:”Tiap ruas tulang daripadamu ada sedekahnya dan setiap bacaan
tasbih itu merupakan sedekah, begitupula tiap bacaan tahmid itu sedekah dan
tiap bacaan tahlil itu sedekah. Anar ma’ruf itu sedekah dan nahi munkar itu
sedekah. Dari segala itu akan memadailah dua raka’at shalat dluha”.
(HR. Muslim: Shalat al Musafirin wa Qashruha:
1181 dan Abu Dawud dengan lafadz yang berbeda: al Shalat: 1093, dan
Ahmad: Musnad al Anshar: 20501)
Hadits dari Mu’adzah :
أَنَّهَا سَأَلَتْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا كَمْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي
صَلَاةَ الضُّحَى قَالَتْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَيَزِيدُ مَا شَاءَ
“Bahwasanya ia pernah bertnya kepada ‘Aisyah:”Berapa raka’at
Rasulullah mengerjakan shalat Dluha?”. Ia menjawab:”Empat raka’at dan
adakalanya menambah sesukanya”.
(HR. Muslim: Shalat al Musafirin wa Qashruha: 1175, Ibnu majjah: Iqamat
al Shalat wa sunnati fiha: 1371, dan Ahmad dalam Baqi Musnad al Anshari:
23497,23742,23970,24182)
Hadits dari Ummi Hani Puteri Abu Thalib:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفَتْحِ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ
يُسَلِّمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ
“Bahwa Rasulullah saw.
pada hari penaklukan kota
Makkah mengerjakan shalat Dluha delapan raka’at dengan salam tiap dua raka’at”.
(HR. Abu Dawud: al Shalat:1098 dan Ibnu Majjah:1313)
Hadits dari Ummi Hani Puteri Abu Thalib:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ دَخَلَ بَيْتَهَا يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ فَصَلَّى ثَمَانِي رَكَعَاتٍ
مَا رَأَيْتُهُ صَلَّى صَلَاةً قَطُّ أَخَفَّ مِنْهَا غَيْرَ أَنَّهُ كَانَ
يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ
“Bahwa
Nabi saw. masuk rumahnya pada hari penaklukan kota Makkah lalu shalat delapan
raka’at:”Belum pernah aku lihat beliau shalat secepat itu, meskipun cukup tertib
ruku’ dan sujudnya”.
(HR. Bukhari: al Jumu’ah: 1105, Muslim: Shalat al Musafirin
wa Qashruha: 1177, Tirmidzi: al Shalat: 436, Abu Dawud: al Shalat:
1099, Ahmad: Musnad al anshar: 25665 dan Ad Darimi: al Shalat:
1416.) Lafadz milik Muslim
Keutamaan
1. Nilai (pahala) nya
sama dengan nilai (pahala) orang yang melakukan sedekah
Berdsarkan
Hadits dari Abu Dzar:
عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ
سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ
تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ
وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ
مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
“Bahwasanya Rasulullah saw.
pernah bersabda:”Tiap ruas tulang daripadamu ada sedekahnya dan setiap bacaan
tasbih itu merupakan sedekah, begitupula tiap bacaan tahmid itu sedekah dan
tiap bacaan tahlil itu sedekah. Anar ma’ruf itu sedekah dan nahi munkar itu
sedekah. Dari segala itu akan memadailah dua raka’at shalat dluha”.
(HR. Muslim: Shalat al Musafirin wa Qashruha:
1181 dan Abu Dawud dengan lafadz yang berbeda: al Shalat: 1093, dan
Ahmad: Musnad al Anshar: 20501)
Hadits dari Buraidah:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي الْإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلَاثُ مِائَةِ مَفْصِلٍ
فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً قَالُوا فَمَنْ
الَّذِي يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ
تَدْفِنُهَا أَوْ الشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنْ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ
فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ
“Aku pernah mendengar
Rasulullah saw. bersabda:”Bagi manusia itu ada tiga ratus enam puluh ruas
tulang, ia diharuskan bersedekah untuk tiap ruas tulang itu. Para
shahabat bertanya:”Siapa yang kuat melaksanakan itu ya Rasulullah?” Beliau
menjawab:”Dahak yang ada di Masjid lalu ditutupnya dengan tanah, atau
menyingkirkan sesuatu gangguan dari tengah jalan itu berarti shadaqah, atau
sekiranya mampu sukuplah diganti dengan mengerjakan dua raka’at shalat Dluha”.
(HR. Abu Dawud: al Adab: 4563 , dan Ahmad: Baqi
Musnad al Anshar: 21920) Lafadz milik Abu Dawud
2.
Allah akan mencukupi kebutuhan
pada sore harinya
Berdasarkan
hadits dari Abu Umamah:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمْ: إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، يَقُولُ:"يَا ابْنَ آدَمَ، ارْكَعْ
لِي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ".
“Rasulullah
bersabda; Allah ‘Azza wa jalla berfirman:”Wahai anak Adam, jangan sekali-kali
engkau malas mengerjakan empat raka’at pada permulaan siang (yakni shalat Dluha),
nanti akan kucukupi kebutuhanmu pada sore harinya”.
(HR. At Thabrani dalam Mu’jamul Kabir)
Dari
Tirmidzi, Abu Dawud dan Nasa’I:
“Sesungguhnya
Allah Ta’ala berfirman:”Wahai anak Adam, bersembahyanglah untuk-Ku empat
raka’at pada permulaan siang, niscaya akan kucukupi kebutuhanmu pada sore
harinya”.
3.
Apabila
setelah selesai shalat shubuh diteruskan dengan berdzikir kepada Allah, sampai
terbit matahari kemudian diteruskan dengan melaksanakan dua raka’at shalat Dluha,
Akan diselamatkan dari api neraka.
Berdasarkan hadits
dari Hasan bin ‘Ali:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: « مَنْ صَلَّى اْلفَجْرَ ثُمَّ قَعَدَ فِي مَجْلِسِهِ يَذْكُرُ الله حَتىَّ تَطْلُعَ
الشَّمْسُ ، ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ أَنْ
تُلْفِحَهُ أَوْ تُطْعِمَهُ
“Rasulullah bersabda:”Barang
siapa mengerjakan shalat shubuh, lalu duduk ditempatnya untuk berdzikir kepada
Allah hingga terbit matahari, kemudian mengerjakan shalat (dluha) dua raka’at,
maka Allah akan mengharamkan baginya neraka untuk menyentuh atau memakannya”.
(HR. Baihaqi dalam Syu’abul
Iman)
4.
Dimasukkan ke dalam golongan
orang-orang yang bertaubat
Berdasarkan
hadits dari Zaid bin Arqam :
خَرَجَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَهْلِ قُبَاءَ وَهُمْ
يُصَلُّونَ الضُّحَى فَقَالَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ إِذَا رَمِضَتْ الْفِصَالُ
مِنْ الضُّحَى
“Nabi saw. keluar menuju tempat ahli
Quba’; pada saat itu mereka sedang mengerjakan shalat Dluha. Beliau lalu
bersabda:”Ini adalah shalatnya orang-orang yang kembali pada Allah, yakni di
waktu anak-anak unta telah bangkit karena kepanasan waktu Dluha”.
(HR. Muslim, Shalatul Musafir wa qasfruha:
1234, Ahmad:18463, dan Ad Darimi: al Shalat: 1421) Lafadz milik Ahmad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar